Bromo Dari Sudut Yang Lain

Gunung Bromo sebagai obyek wisata (ada gak sih yang belum tau ?) sudah terkenal seantero negeri maupun ke manca negara menawarkan dua sisi wisata yang excited, wisata sight seeing dengan sunrise-nya menawarkan sebuah keindahan alam dan kondisi yang memungkinkan untuk melakukan kontemplasi. Wisata budaya dengan upacara Kasodo yang di lakukan oleh Suku Tengger memberikan kita info tentang kearifan lokal yang bisa menyatu dengan sekitarnya.

Photograph by Schlenther n by Mantus
http://www.panoramio.com/

Foto By Boby Noviarto
http://fotopinggir.blogspot.com/2007/09/kasodo-bromo-2007.html

Secara teknis informasi G. Bromo menurut Pusat Vulkonologi dan Mitigasi Bencana Geologi adalah sebagai berikut :

1. Nama : G. Bromo
2. Nama Lain : Brama
3. Nama Kawah : –
4. Lokasi :
a. Geografi : 70 56′ 30″ LS dan 1120 37′ BT. (Atlas Trop. Nederl. 1938, lembar 22).
b. Administrasi : Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kec. Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Prop. Jawa Timur.
5. Ketinggian :
a. Dari muka air laut : 2.329 m dml.
b. Dari dasar kaldera : 200 m (ketinggian dasar kaldera ± 2.100 m dml dan dikenal sebagai daerah lautan pasir)
6. Kota Terdekat : Probolinggo
7. Tipe Gunungapi : Kerucut sinder dalam kaldera
8. Pos Pengamatan : Pos PGA G. Bromo terletak di Desa Ngadisari, Kec. Sukapura, Kab. Probolinggo, Propinsi Jawa Timur.
9. Daftar Acuan : G. Bromo, Berita Berkala Vulkanologi, Edisi Khusus, No. 127, 1990.

Dalam hal ini saya mencoba untuk melihat G. Bromo dari sisi geologis dan mtigasi bencana untuk melengkapi khasanah kita tentang G. Bromo itu sendiri.

Sejarah gunung api Bromo

Pembentukan Gunungapi Bromo diawali dari Pegunungan Tengger yang mempunyai sejarah gunungapi yang sangat panjang, dimulai dari 1,4 juta tahun silam (Mulyadi, 1992).

Para ahli gunungapi menamakan pegunungan ini dengan Komplek Bromo – Tengger, terdiri dari beberapa tubuh gunungapi dengan pusat erupsi utamanya membentuk busur. Pada masa pertumbuhannya kegiatan eksplosif dan efusif telah membentuk kerucut Nongkojajar (1,4 ± 0,2 juta tahun yang lalu), Kerucut Ngadisari (822 ± 90 ribu tahun yang lalu), Kerucut Tengger Tua (265 ± 40 ribu tahun yang lalu), Kerucut Keciri (tidak diketahui umurnya) dan Kerucut Cemoro Lawang (144 – 135 ± 30 ribu tahun yang lalu).

Pada kegiatan eksplosif yang besar, kerucut-kerucut tersebut sebagian hancur dan terbentuk kaldera dengan nama-nama urutan tertua ke muda yaitu, Kaldera Nongkojajar, Kaldera Ngadisari, Kaldera Keciri, dan Kaldera Lautan Pasir. Sedangkan Kerucut Gunungapi Bromo merupakan satu-satunya pusat kegiatan post-kaldera Lautan Pasir yang masih menunjukkan aktifitas vulkanik sampai sekarang. Namun beberapa kerucut yang berada di dalam kaldera Lautan Pasir sudah tidak aktif lagi.

Photograph by Oliver Morice
http://www.panoramio.com/

Gunung Bromo merupakan gunung api yang sering meletus lemah, berupa letusan freatik atau magmatik tipe Stromboli. Material yang diletuskan berupa batu (pijar) dan hembusan gas beracun hanya terbatas disekeliling kawah atau dasar kaldera Lautan Pasir. Ancaman hujan abu lebat tidak lebih dari jarak 6 km dari kawah Gunung Bromo.

Dari catatan sejarah sejak abad 18 sampai sekarang G. Bromo telah mengalai erupsi sebanyak 52 kali dengan masa istirahat paling pendek 1 tahun dan paling lama 16 tahun, erupsi terakhir pada tahun 2004 menelan 2 orang korban jiwa dan 5 orang luka luka. Untuk menghindari supaya hal tersebut tidak terulang kembali, diharapkan semua wisatawan untuk lebih mengenal karateristik dan berbagai macam informasi mengenai Gunung Bromo, berikut di bawah ini beberapa informasi yang mungkin berguna bagi para wisatawan.

Tipologi Gunung Api

Berdasarkan informasi geologi dan tingkat risiko letusan gunung berapi, tipologi kawasan rawan letusan gunung berapi dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) tipe sebagai berikut:

a. Tipe A

1) Kawasan yang berpotensi terlanda banjir lahar dan tidak menutup kemungkinan dapat terkena perluasan awan panas dan aliran lava. Selama letusan membesar, kawasan ini berpotensi tertimpa material jatuhan berupa hujan abu lebat dan lontaran batu pijar.

2) Kawasan yang memiliki tingkat risiko rendah (berjarak cukup jauh dari sumber letusan, melanda kawasan sepanjang aliran sungai yang dilaluinya, pada saat terjadi bencana letusan, masih memungkinkan manusia untuk menyelamatkan diri, sehingga risiko terlanda bencana masih dapat dihindari).

b. Tipe B

1) Kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, aliran lahar dan lava, lontaran atau guguran batu pijar, hujan abu lebat, hujan lumpur (panas), aliran panas dan gas beracun.

2) Kawasan yang memiliki tingkat risiko sedang (berjarak cukup dekat dengan sumber letusan, risiko manusia untuk menyelamatkan diri pada saat letusan cukup sulit, kemungkinan untuk terlanda bencana sangat besar)

c. Tipe C

1) Kawasan yang sering terlanda awan panas, aliran lahar dan lava, lontaran atau guguran batu (pijar), hujan abu lebat, hujan lumpur (panas), aliran panas dan gas beracun. Hanya diperuntukkan bagi kawasan rawan letusan gunung berapi yang sangat giat atau sering meletus.

2) Kawasan yang memilki risiko tinggi (sangat dekat dengan sumber letusan. Pada saat terjadi aktivitas magmatis, kawasan ini akan dengan cepat terlanda bencana, makhluk hidup yang ada disekitarnya tidak mungkin untuk menyelamatkan diri).

Tipologi Gunung Bromo dapat dilihat pada peta berikut :

Selanjutanya adalah mengenal status atau tingkat kegiatan gunung api untuk meningkatkan kesiap siagaan kita menghadapi bencana erupsi Gunung Bromo.

Status Tingkat Gunung Berapi

1. AKTIF NORMAL (TingkatI) Kegiatan gunung api dalam keadaan normal dan tidak memperlihatkan adanya peningkatan kegiatan berdasarkan hasil pengamatan secara visual, maupun hasil penelitian secara instrumental.

2. WASPADA (TingkatII) Terjadi peningkatan kegiatan berupa kelainan yang teramati secara visual dan atau secara instrumental.

3. SIAGA (TingkatIII) Peningkatan kegiatan semakin nyata, yang teramati secara visual dan atau secara instrumental serta berdasarkan analisis perubahan kegiatan tersebut cenderung diikuti letusan/erupsi. untuk kawasan Gunung Bromo pada status tingkat III masih diperbolehkan untuk kegiatan wisata tetapi diharapkan para wisatawan bersikap siaga untuk terjadinya peningkatan status maupun erupsi.

4. AWAS (TingkatIV) Peningkatan kegiatan gunungapi mendekati/menjelang letusan utama yang diawali oleh letusan abu/asap. Berdasarkan analisis data pengamatan, segera akan diikuti letusan utama, untuk kawasan Gunung Bromo pada status tingkat IV diartikan dengan tidak boleh adnya aktivitas disekitar daerah tipologi A dalam hal ini Gunung Bromo ditutup total untuk kegiatan wisata. Begitu juga dengan Gunung Lamongan pada tingkat IV Gunung Lamongan tertutup untuk kegiatan pendakian.

Bagi penduduk atau wisatawan yang terlajur berada di dalam Kaldera Lautan Pasir harus segera naik sesuai dengan arah/jalur penyelamatan.

Peta Jalur Evakuasi G. Bromo

1. Jalur Cemorolawang (Cemorolawang – Ngadisari – Sukapura)
2. Jalur Penanjakan (Penajakan – Wonokitri – Tosari)
3. Jalur Rujak (Njemplang – Ngadas)

Berpetualang dan jalan jalan adalah sebuah media untuk menambah wawasan dan menguji batas kemampuan kita sebagai manusia, dan alangkah baiknya jika kita bersiap diri dan menggali informasi tentang tujuan kita supaya korban jiwa seperti pada tahun 2004 tidak terjadi lagi.

Sumber :

1. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
2. Dinas INFOKOM Propinsi Jawa Timur
3. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
4. Koleksi Pribadi

5 Responses to Bromo Dari Sudut Yang Lain

  1. wati berkata:

    Hi, saya yang berminat untuk mendaki di gunung Bromo pada bulan December 2009 ini, ingin sekali mendapatkan nasihat dan tips dari anda. Lelaman anda sangat menakjubkan. Terima kasih atas perkongsian maklumat yang anda sediakan, sekiranya anda sudi untuk membantu saya dengan maklumat yang lebih lanjut tentang hasrat saya ke gunung Bromo, sila maklum balas.

    Terima kasih

  2. Student berkata:

    gunung api itu indah, membawa berkah, namun ada bisa berpotensi menimbulkan bencana juga. Rangkaian gunung api di Indonesia menjadikan negeri ini termasuk negeri gunung api ya? 🙂

  3. Chocky Sihombing berkata:

    mas, saya mohon ijin share diblog ya… saya comot dikit tentang info status gunung berapi… 🙂

    makasih dan salam kenal… ^^

  4. […] googling dapet dari web ini dan web […]

Tinggalkan Balasan ke samowob Batalkan balasan